Senin, 17 Juni 2013


HUBUNGAN PERAWAT DENGAN PASIEN
Hubungan perawat dengan pasien adalah suatu wahana untuk mengaplikasikan proses keperawatan pada saat perawat dan pasien berinteraksi kesediaan untuk terlibat guna mencapai tujuan asuhan keperawatan. Hubungan perawat dan pasien adalah hubungan yang direncanakan secara sadar,bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk pencapaian tiuan klien. Dalam hubungan itu perawat menggunakan pengetahuan komunikasi guna memfasilitasi hubungan yang efektif.
            Pada dasarnya hubungan perawat dan pasien bersifat professional yang diarahkan pada pencapaian tujuan. Hubungan perawat dengan pasien merupakan hubungan interpersonal titik tolak saling memberi pengertian.
            Kewajiban perawat memberikan asuhan keperawatan  dikembangkan hubungan saling percaya dibentuk dalam interaksi ,hubungan yang dibentuk bersifat terapetik dan bukan hubungan social,hubungan perawat dan klien sengaja dijalin terfokus pada klien,bertujuan menyelesaikan masalah klien.
2 tahap interaksi yang dilalui dalam berhubungan banyak factor yang perlu diperhatikan baik klien maupun perawat
a.perawat professional bila mampu menciptakan hubungan terapetik dengan klien
b.keikhlasan,empati dan kehangatan diciptakan dalam berhubungan dengan klien


Tahap hubungan perawat dengan pasien
1.      Tahap orientasi
            Di mulai pada saat pertama kali berhubungan.Tujuan utama tahap orientasi adalah membangun trust.
2.Tahap bekerja
1. Menyatukan proses komunikasi dengan tindakan keperawatan
2. Membangun suasana yang mendukung untuk berubah
3.Tahap terminasi
a. Penilaian pencapaian tujuan dan perpisahan
b. Terminasi disampaikan sejak awal atau tidak mendadak
faktor-faktor yang mempengaruhi klien dalam berhubungan
1.  Perbedaan perkembangan
2.  Perbedaan budaya
3.  Perbedaan gender
4.  Gangguan pendengaran
5. Gangguan penglihatan


Hubungan yang baik antar perawat dengan pasien akan terjadi bila :
1.      Terdapat rasa saling percaya antara perawat dengan pasien
2.      Perawat benar-benar memahami  tentang hak-hak pasien dan harus melindungi hak tersebut,salah satunya adalah hak untuk menjaga privasi pasien
3.      Perawat harus sensitive terhadap perubahan-perubahan yang mungkin terjadi pada pribadi pasien yang disebabkan oleh penyakit yang dideritanya,antara lain kelemahan fisik dan ketidakberdayaan dalam menentukan sikap  atau pilihan sehingga tidak dapat menggunakan hak dan kewajibannya dengan baik
4.      Perawat harus memahami keberadaan pasien sehingga dapat bersikap sabar dan tetap memperhatikan pertimbangan etis dan moral
5.      Dapat bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas segala risiko yang mungkin timbul selama pasien dalam perawatannya
6.      Perawat sedapat mungkin berusaha untuk menghindari konflik antara nilai-nilai pribadi pasien dengan cara membina hubungan baik antara pasien,keluarga,dan teman sejawat serta dokter untuk kepentingan pasien 
            Dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada individu,keluarga,atau komunitas,perawat  sangat memerlukan etika keperawatan yang merupakan filsafat yang mengarahkan tanggung jawab moral yang mendasar terhadap pelaksanaan peraktek  keperawatan,dimana inti dari filsafat tersebyut adalah hak dan martabat manusia. Karena itu,fokus dari etika keperawatan ditujukan terhadap sifat manusia yang unik. Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan masyarakat diperlukan peraturan tentang hubungan antara perawat dengan masyarakat,yaitu sebagai berikut :
1.      Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya senantiasa berpedoman pada tanggung jawab yang bersumber dari adanya kebutuhan terhadap keperawatan individu,kelurga,dan masyarakat.
2.      Perawat dalam melaksanakan pengabdian dibidang keperawatan,memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya,adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari individu,keluarga,dan masyarakat
3.      Perawat dalam melaksanakan kewajibannya terhadap individu,keluarga dan masyarakat,senantiasa dilandasi rasa tulus,ikhlas sesuai dengan martabat dan tradisi luhur keperawatan
4.      Perawat menjalin hubungan kerja sama dengan individu,keluarga dan masyarakat,khususnya dalam mengambil prakarsa dan mengadakan upaya kesehatan serta upaya kesejahteraan pada umumnya sebagai bagian dari tugas dan kewajiban bagi kepentingan masyarakat. 




       HUBUNGAN KERJA PERAWAT DENGAN SEJAWAT PERAWAT
       Dalam membina hubungan antarsesama perawat yang ada, baik dengan lulusan SPK maupun DIII Keperawatan (perjenjangan) diperlukan adanya sikap saling menghargai dan saling toleransi sehingga sebagai perawat baru dapatr mengadakan pendekatan yang baik dengan kepala ruangan, dan juga para perawat lainnya.
       Sebagai anggota profesi keperawatan, perawat harus dapat bekerja sama dengan sesama perawat dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan keperawatan terhadap klien. Dalam menjalankan tugasnya, perawat harus dapat membina hubungan baik dengansesama perawat yang ada di lingkungan tempat kerjanya. Dalam membina hubungan tersebut, sesama perawat harus mempunyai rasa saling mengahrgai dan saling toleransi yang tinggi agar tidak terjadi sikap saling curiga dan benci.


Tunjukkan sikap memupuk rasa persaudaraan dengan cara:
·        Silih Asuh
Yaitu sesama perawat dapat saling membimbing, menasihati, menghormati, dan mengingatkan bila sejawat melakukan kesalahan atau kekeliruan sehingga terbina hubungan yang serasi.
·        Silih Asih
Yaitu dalam menjalankan tugasnya, setiap perawat dapat saling mrnhargai satu sama lain, saling mengahrgai antar anggota profesi, saling bertenggang rasa, serta bertoleransi yang tinggi sehingga tidak terpengaruh oleh hasutan yang dapat menimbulkan sikap saling curiga dan benci.
·        Silih Asah
Yaitu perawat yang merasa lebih pandai/tahu dalam hal ilmu pengetahuan, dapat mengamalkan ilmu yang telah diperolehnya kepada rekan sesama perawat tanpa pamrih.






HUBUNGAN KERJA PERAWAT DENGAN PROFESI LAIN YANG SALING TERKAIT
Dalam melaksanakan tugasnya, perawat tidak dapat bekerja tanpa berkolaborasi dengan profesi lain. Profesi lain tersebut diantaranya adalah dokter, ahli gizi, tenaga laboratorium, tenaga rontgen dsb. Setiap tenaga profesi tersebut mempunyai tanggung jawab terhadap kesehatan pasien, hanya pendekatannya saja yang berbeda disesuaikan dengan profesinya masing-masing.
Dalam menjalankan tugasnya, setiap profesi dituntut untuk mempertahankan kode etik profesi masing-masing. Kelancaran masing-masing profesi tergantung dari ketaatannya dalam menjalankan dan mempertahankan kode etik profesinya.
Bila setiap profesi telah dapat saling menghargai, maka hubungan kerja sama akan dapat terjalin dengan baik, walaupun pada pelaksanaannya sering juga terjadi konflik-konflik etis.

Contoh kasus:
Perawat Ranti, S.Kp adalah lulusan fakultas ilmu keperawatan yang bertugas di ruang ICU rumah sakit tipe B. dalam menjalankan tugasnya, Ranti sangat berdisiplin dan teliti terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan pasien. Oleh karena itulah, Ranti sangat dipercaya oleh dokter jaga yang bernama dr.Alex.
Bila Ranti bertugas dengan waktu yang bersamaan dengan dr.Alex, Ranti sering mendapat pesan bahwa dr.Alex tidak dapat hadir dan diberi petunjuk atau protocol bila terjadi perubahan pada kondisi pasiennya dan Ranti diwajibkan melapor melalui telepon atau ponselnya.
Dalam hal ini, sebenarnya Ranti dan dr.Alex mempunyai tanggung jwab yang berbeda baik dalam menjalankan tugas maupun tanggung jawab terhadap pasien. Walaupun Ranti dapat menjalankan tugasnya dengan baik, akan tetapi terjadi konflik dalam nilai-nilai pribadinya, apakah ia perlu menjelaskan pada dr.Alex bahwa tanggung jawab tugas mereka berbeda, dan tidak dapat dilimpahkan begitu saja padanya tanpa alas an yang dapat dipertanggung jawabkan atau apakah ia perlu melaporkan kepada pihak rumah sakit bahwa dr.Alex sering tidak hadir untuk menjalankan tugasnya sebagai dokter jaga.
Hal ini perlu dipertimbangkan dengan matang agar hubungan kerja perawat dan dokter tersebut  dapat tetap terjalin dengan baik dan dapat berperan sesuai dengan profesinya masing-masing.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar