MAKALAH
PRESESPI MASYARAKAT TENTANG SEHAT – SAKIT
Disusun oleh :
HARMOKO
POLTEKKES
KEMENKES
PALEMBANG
JURUSAN KEPERAWATAN
KATAPENGANTAR
Puji sukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan Rahmat serta
KaruniaNya kepada kami sehingga kami
berhasil menyelesaikan makalah ini yang Alhamdulilah tepat pada waktunya yang
berjudul “ Presepsi Masyarakat Tentang Sehat Sakit“
Diharapkan
makalah ini dapat memberikan
imformasi kepada kita semua
tentang Berbagai Konsep Sehat Sakit dilihat dari berbagai aspek.kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna,oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersipat
membangun selalu kami harap kan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir
kata, kami sampai kan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusun makalah ini dari awal sampai
akhir.Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
usaha kita. Amin
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
|
…………………………
|
2
|
|
Daftar Isi
|
…………………………
|
3
|
|
BAB I
|
Pendahuluan
|
…………………………
|
4
|
1. Latar Belakang Masalah
|
…………………………
|
4
|
|
2. Rumusan Masalah
|
…………………………
|
4
|
|
3. Tujuan
|
…………………………
|
5
|
|
BAB II
|
1. Pengertian Sehat
|
…………………………
|
6
|
2. Pengertian Sakit
|
…………………………
|
6
|
|
3. Rentang Sehat Sakit
4. Status
Kesehatan
|
…………………………
…………………………
|
8
8
|
|
5. Faktor yang Mempengaruhi Sehat
|
…………………………
|
9
|
|
6. Penyebab Penyakit
|
…………………………
|
10
|
|
7. Jenis Penyakit / Kronis
8. Perilaku Sakit (Sick Role Behaviour)
9. Faktor
yang Mempengaruhi Perilaku sakit
|
…………………………
…………………………
…………………………
|
11
12
14
|
|
10. Dampak Hospitalisasi pada Klien dan Keluarga
|
…………………………
|
16
|
|
11.
Peran Perawat terhadap Sehat Sakit
(Pencegahan Primer, Sekunder, dan Tersier)
|
…………………………
|
17
|
|
12.
Contoh
Kasus Perilaku Sehat Sakit
|
…………………………
|
21
|
|
BAB III
|
Penutup
|
…………………………
|
29
|
Daftar Pustaka
|
…………………………
|
30
|
|
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang Masalah
Memang
sulit untuk mendapatkan tubuh yang sehat dan segar, kebanyakan orang bilang Sehat
Itu Mahal, tetapi benarkah tentang fakta itu, tapi menurut pendapat para Ilmu
Kesehatan Dunia (WHO) , memang sehat itu mahal, karena kita harus
memakan- makanan yang penuh dengan gizi, akan kaya protein, zat besi, dan
lain-lain. Sementara itu kita harus membeli makanan itu dengan harga yang cukup
mahal, apa lagi harga sayur-mayur, susu, beras, lauk pauk, dll, mungkin sedang
melonjak harganya di pasar-pasar tradisional.
Untuk itu hiduplah dengan jaga
kesahatan anda karena itu sangat penting bagi anda dan keluarga anda.Istilah
sehat dalam kehidupan sehari-hari sering dipakai untuk menyatakan bahwa sesuatu
dapat bekerja secara normal. Bahkan benda mati pun seperti kendaraan bermotor
atau mesin, jika dapat berfungsi secara normal, maka seringkali oleh pemiliknya
dikatakan bahwa kendaraannya dalam kondisi sehat. Kebanyakan orang mengatakan
sehat jika badannya merasa segar dan nyaman. Bahkan seorang dokterpun akan
menyatakan pasiennya sehat manakala menurut hasil pemeriksaan yang dilakukannya
mendapatkan seluruh tubuh pasien berfungsi secara normal.
Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan
universal karena ada faktor-faktor lain di luar kenyataan klinis yang
mempengaruhinya terutama faktor sosial budaya. Kedua pengertian saling
mempengaruhi dan pengertian yang satu hanya dapat dipahami dalam konteks
pengertian yang lain. Banyak ahli filsafat, biologi, antropologi, sosiologi,
kedok-teran, dan lain-lain bidang ilmu pengetahuan telah mencoba memberikan
pengertian tentang konsep sehat dan sakit ditinjau dari masing-masing disiplin
ilmu. Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan dengan kemampuan
atau ketidakmampuan manusia beradap-tasi dengan lingkungan baik secara
biologis, psikologis maupun sosial budaya.
2.
Tujuan Masalah
Tujuan
dari pembuatan makalah yang berjudul “KONSEP SEHAT SAKIT” yaitu:
A.
Mengetahui definisi sehat dan sakit
B.
Membedakan definisi sehat dan sakit
menurut para ahli
C.
Mengetahui rentang sehat sakit
beserta status kesehatan
D.
Mengetahui faktor-faktor penyebab
sehat, perilaku sakit dan penyebab penyakit
E.
Dampak hospitalisasi pada klien dan
keluarga
3.
Rumusan masalah
A.
Apa perbedaan pengertian sehat
menurut para ahli ?
B.
Bagaimana terjadinya rentang sehat
sakit ?
C.
Apa saja yang dapat menyebabkan
perilaku sehat dan sakit?
D.
Bagaimana perilaku sehat dan sakit
itu ?
E.
Siapa saja yang mendapatkan dampak
hospitalisasi ?
BAB II
KONSEP SEHAT SAKIT
1. Pengertian sehat
Sehat merupakan sebuah
keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi
seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan
spiritual
Berikut ini beberapa definisi sehat menurut para ahli:
A. Sehat menurut WHO (1927)
Sehat
adalah keadaan utuh secara fisik, jasmani, metal, dan sosial dan bukan hanya
suatu keadaan yang bebas dari penyakit cacat dan kelemahan.
Mengandung 3 karakteristik :
1. Merefleksikan perhatian pada
individu sebagai manusia
2.
Memandang sehat dalam konteks
lingkungan internal dan eksternal.
3.
Sehat diartikan sebagai hidup yang
kreatif dan prodiktif
B. Sehat menurut UU No.23/1992 tantang
Kesehatan
Kesehatan
adalah keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan sosial yang
memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
C. Sehat menurut Pepkin’s
Sehat adalah suatu keadaan keseimbangan dinamis antara
bentuk dan fungsi tubuh yang dapat mengadakan penyesuaian sehungga tubuh dapat
mengatasi gangguan dari luar.
D. Sehat menurut Zaidin Ali (1999)
Sehat adalah suatu kondisi keseimbangan antara status
kesehatan biologis (jasmani), psikologis (mental), sosial, dan spiritual yang
memungkinkan orang tersebut hidup secara mandiri dan produktif.
E.
Sehat menurut Pender (1982)
Sehat
adalah aktualisasi (perwujudan yang diperoleh individu melalui kepuasan dalam
berhubungan dengan orang lain, perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan
diri yang kompeten sedangkan penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan
stabilitas dan integritas structural.
2. Pengertian Sakit
Sakit
adalah keadaan dimana fisik, emosional, intelektual, sosial, perkembangan, atau
seseorang berkurang atau terganggu, bukan hanya keadaan terjadinya proses
penyakit.
Oleh karena itu sakit tidak sama dengan penyakit. Sebagai
contoh klien dengan Leukemia yang sedang menjalani pengobatan mungkin akan
mampu berfungsi seperti bisaanya, sedangkan klien lain dengan kanker payudara
yang sedang mempersiapkan diri untuk menjalanai operasi mungkin akan merasakan
akibatnya pada dimensi lain, selain dimensi fisik.
Berikut beberapa definisi sakit menurut
para ahli
1. Sakit menurut
Parson (1972)
Sakit
adalah gangguan dalam fungsi normal
individu sebagai totalitas, termasuk keadaan organisme sebagai system biologis
dan penyesuaian sosialnya.
2.
Sakit menurut Bauman (1965)
Seseorang
menggunakan tiga criteria untuk menentukan apakah mereka sakit :
a. Adanya gejala : naiknya temperatur,
nyeri
b. Persepsi tentang bagaimana mereka
merasakan : baik, buruk, sakit.
c. Kemampuan untuk melaksanakan
aktivitas sehari-hari : bekerja, sekolah.
3. Sakit menurut Perkin’s
Sakit
adalah sautu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga
menimbulkan gangguan dalam aktivitas sehari-hari baik aktivitas jasmani,
rohani, maupun sosial.
4. Sakit menurut Webster’s New Coligiat
Act
Sakit
adalah suatu kondisi dimana keadaan tubuh melemah.
5. Sakit menurut Zaidin Ali (1998)
Sakit adalah suatu keadaan yang mengganggu keseimbangan
status kesehatan biologis (jasmani), psikologis (mental), sosial, dan spiritual
yang mengakibatkan gangguan fungsi tubuh, produktifitas dan kemandirian
individu baik secara keseluruhan maupun sebagian.
3. Rentang Sehat Sakit
Status kesehatan seseoorang terletak
antara dua kutub, yaitu sehat optimal dan kematian. Apabila status kesehatan
kita bergerak kearah kematian maka kita berada dalam area sakit (Illness area), dan apabila status
kesehatan kita bergerak ke arah sehat maka kita berada dalam areasehat (Wllness are). Jadi, status kesehatan
selalu dinamis dan berubah setiap saat.
Sesuai dengan rentang sehat-sakit maka status kesehatan dapat dibagi dalam
keadaan optimal sehat atau kurang sehat, sakit ringan atau sakit berat sampai
meinggal dunia. Apabila individu berada dalam area sehat maka dilakukan upaya
pencegahan primer (primary prevention),
yaitu perlindungan kesehatan (Health
protection) dan perlindungan khusus (Specific
protection) agar terhindar dari penyakit. Apabila individu berada dalam
area sakit maka dilakukan upaya pencegahan sekunder dan tersier, yaitu dengan
diagnosis dini dan pengobatan yang tepat, pencegahan perburukan penyakit dan
rehabilitasi.
4. Status
Kesehatan
Status kesehatan merupakan suatu keadaan kesehatan seseorang dalam rentang
sehat-sakit yang bersifat dinamis dan dipengaruhi oleh perkembangan, sosial
kultural, pengalaman masa lalu, aharapan seseorang tentang dirinya, keturunan,
lingkungan, dan pelayanan.
A. Perkembangan
Perubahan
status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia dalam hal ini adalah
pertumbuhan dan perkembangan.
B. Sosial dan
kultural
Perubahan
status kesehatan seseorang dipengaruhi oleh pemikiran dan keyakinan sehingga
dapat menimbulkan perubahan dalam perilaku kesehatan.
C. Pengalaman masa
lalu
Perubahan status kesehatan dapat dipengaruhi juga oleh
pengalaman masa lalu. Hal ini dapat diketahui jika ada pengalaman kesehatan
yang tidak diinginkan atau pengalaman kesehatan yang buruk sehingga berdampak
besar dalam status kesehatan selanjutnya.
D. Harapan
seseorang tentang dirinya
Harapan
meruapakan salah satu bagian yang penting dalam meningkatkan perubahan status
kesehatan ke arah yang optimal. Harapan ini dapat menghasilkan status kesehatan
ke tingkat yang lebih baik secara fisik maupun secara psikologis.
E. Keturunan
Keturunan juga dapat mempengaruhi terhadap status
kesehatan seseorang mengingat poteni perubahan status kesehhatan telah dimiliki
melalui faktor genetik.
F. Lingkungan
Lingkungan yang dimakksud adalah lingkungan fisik seperti
sanitasi lingkungan, kebersihan diri, tempat pembuangan air limbah atau kotoran
serta rumah yang kurang memenuhi persyaratan kesehatan sehingga dapat
mempengaruhi perilaku hidup sehat yang dapat merubah status kesehatan.
G. Pelayanan
Pelayanan kesehatan dapat berupa tempat pelayanan
atau sistem pelayanan yang dapat mempengaruhi status kesehatan.
5. Faktor yang Mempengaruhi Sehat
Yang dimaksud dengan faktor-faktor
yang mempengaruhi status kesehatan adalah faktor-faktor yang berpengaruh baik
yang bersifat menunjang ataupun yang berisfat menghambat terhadap keadaan
sehat-sakit.
Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan
individu yaitu:
A. Faktor lingkungan
Pengaruh lingkungan terhadap kesehatan besar sekali. Hal ini
disebabkan karena faktor-faktor penyebab penyakit dipengaruhi oleh lingkungan.
Demikian penting dan besarnya pengaruh lingkungan terhadap kesehatan.
B. Faktor Sosial Budaya
Fakrot
sosial budaya merupakan faktor kedua yang cukup besar pengaruhnya terhadap
kesehatan. Termasuk ke dalam faktor ini adalah :
1. Tingkah laku, kebisaaan, adat
istiadat
2. Kepercayaan, pandangan hidup,
nilai-nilai
3. Sosial ekonomi tarap hidup dan
penghasilan
4. Demigrafi, kepadatan penduduk
5. Pendidikan
C. Fasilitas kesehatan
Yang termasuk ke dalam faktor ini adalah
1. Lokasi, tempat pelayanan dekat atau
dapat dijangkau dan diketahui oleh masyarakat ata tidak
2. Usha informasi dan motivasi
3. Program : apakah meliputi semua kebutuhan
kesehatan masyarakat atau tidak.
D. Keturunan
Yang
termasuk ke dalam faktor ini adalah :
1. Genetik
2. Struktur tubuh
Keempat
faktor di atas dapat menunjang ataupun menghambat kesehatan, sehingga dapat
memudahkan atau menyulitkan timbulnya sehat-sakit, dan juga faktor-faktor
tersebut saling mempengaruhi.
6. Penyebab
Penyakit
Istilah
medis yang digambarkan sebagai gangguan dalam fungsi tubuh yang menghasilkan
berkurangnya kapasitas.
Sumber penyakit manusia 90%
berasal dari Usus (Kolon) yang tidakbersih/tidak sehat. Makanan yang dimakan tiap hari
akan meninggalkan sisa pada permukaan dinding usus. Tumpukan sisa makanan
mengendap dari waktu ke waktu yang akan menyebabkan toxid (bahan beracun).
Selanjutnya toxid (bakteri, fungi, dan parasit) akan masuk ke dalam sistem
peredaran darah sehingga menghasilkan toxin(racun) dalam darah.
Penyakit bisa timbul karena terjadi
ketidak seimbangan antara :
1. Penyebab penyakit (agent)
Agent
adalah penyebab utama penyakit (causaprimer), dimana tanpa kehadirannya
penyakit yang spesifik tidak akan timbul.
Kelompok agent bisa berupa :
a. Elemen gizi
1) Jodium
2) Kekurangan/kelebihan viatamin-vitamin/mineral
b. Kimia eksogen
Zat kimia yang berasal dari luar
tubuh, misalnya : obat-obat insektisida, CO, dan lain-lain
c. Kimia endogen
Zat-zat kimia yang berasal dari
tubuh manusia, misalnya metabolisme, urium, billirbin, hormone thyroksin yang
berlebihan, dan lain-lain.
2. Lingkungan
Yang
termasuk ke dalam faktor lingungan dapat dibedakan atas faktor fisik, biologis,
dan sosial ekonomi.
a. Faktor fisik misalnya geografi,
dataran tinggi, daerah rawan dan musim.
b. Faktor biologis misalnya
tumbuh-tumbuhan, faktor perantara (lalat, nyamuk, kecoa) dan binatang berbisa.
c. Sosial ekonomi meliputi perkembangan
ekonomi, stktur sosial, politik dan kepadatan penduduk.
7.
Jenis Penyakit / Kronis
Jenis penyakit
yang diderita oleh manusia sangat beragam. Ada penyakit yang disebabkan dari
dalam tubuh manusia maupun dari luar tubuh manusia seperti kegagalan fungsi
organ tubuh, bakteri, kuman, racun, virus, jamur, atau
keturunan.
Mengapa kita harus mengetahui berbagai jenis penyakit?
Mengetahui berbagai jenis
penyakit sangat penting bagi kita agar dapat mencegah timbulnya
penyakit atau dapat segera mengantisipasi ketika melihat gejala-gejala atau pun
menderita penyakit tertentu. Selain itu, sebaiknya, kita pun mengenal
sebab-sebab timbulnya penyakit dan juga gejala-gejala yang tampak saat
terjangkit suatu penyakit.
Jenis penyakit yang terjangkit dalam
tubuh manusia dalam kurun waktu yang sangat lama bahkan dapat mengakibatkan
kematian, diantaranya:
1. AIDS
2. Kanker
3. Jantung
8. Perilaku
Sakit (Sick Role Behaviour)
Perilaku sakit mencakup semua kegiatan yang dilakukan orang
sakit untuk merasakan mendefinisikan, menginterpretasikan gangguan serta
mencari pengobatan yang tepat. Sedangkan perilaku sehat mencakup semua kegiatan
yang dilakukan oleh orang untuk mencegah atau mendeteksi adanya penyakit pada
setiap tingkat gangguan.
Gangguan dapat diinterpretasikan berbeda oleh orang yang
berbeda, sehingga mempengaruhi keputusan yang diambil. Lesu ketika bangun
tidur, dapat diinterpretasikan kelelahan oleh orang yang baru bekerja keras;
atau gejala flu pada cuaca mendung; atau penyakit bertambah parah pada orang
yang berpenyakit kronis. Interpretasi berbeda akan menyebabkan tindakan
pengobatan yang berbeda. Perilaku sakit merupakan fungsi dari pengalaman saat
itu, pengalaman masa lalu, proses informasi dan proses kognitif.
Menurut Parsons, perilaku spesifik yang tampak bila
seseorang memilih peran sebagai orang sakit, yaitu orang sakit tidak dapat
disalahkan sejak mulai sakit, dikecualikan dari tanggung jawab pekerjaan, sosial
dan pribadi, kemudian orang sakit dan keluarganya diharapkan mencari
pertolongan agar segera sembuh.
Perilaku sakit merupakan perilaku orang sakit yang
meliputi: cara seseorang memantau tubuhnya; mendefinisikan dan
menginterpretasikan gejala yang dialami; melakukan upaya penyembuhan; dan
penggunaan sistem pelayanan kesehatan.
Seorang individu yang merasa dirinya sedang sakit
perilaku sakit bisa berfungsi sebagai mekanisme koping.
TAHAP-TAHAP PERILAKU SAKIT
A. Tahap I (Mengalami Gejala
1. Pada tahap ini
pasien menyadari bahwa ”ada sesuatu yang salah ”
2. Mereka
mengenali sensasi atau keterbatasan fungsi fisik tetapi belum menduga adanya
diagnosa tertentu.
3. Persepsi
individu terhadap suatu gejala meliputi: (a) kesadaran terhadap perubahan fisik
(nyeri, benjolan, dll); (b) evaluasi terhadap perubahan yang terjadi dan
memutuskan apakah hal tersebut merupakan suatu gejala penyakit; (c) respon
emosional.
4. Jika gejala itu
dianggap merupakan suatu gejal penyakit dan dapat mengancam kehidupannya maka
ia akan segera mencari pertolongan.
B. Tahap II
(Asumsi Tentang Peran Sakit)
1. Terjadi jika
gejala menetap atau semakin berat
2. Orang yang
sakit akan melakukan konfirmasi kepada keluarga, orang terdekat atau kelompok
sosialnya bahwa ia benar-benar sakit sehingga harus diistirahatkan dari
kewajiban normalnya dan dari harapan terhadap perannya.
3.
Menimbulkan
perubahan emosional
4.
Seseorang
awalnya menyangkal pentingnya intervensi dari pelayanan kesehatan, sehingga ia
menunda kontak dengan sistem pelayanan kesehatan akan tetapi jika gejala itu
menetap dan semakin memberat maka ia akan segera melakukan kontak dengan sistem
pelayanan kesehatan dan berubah menjadi seorang klien.
C.Tahap III (Kontak dengan Pelayanan Kesehatan)
1. Pada tahap ini
klien mencari kepastian penyakit dan pengobatan dari seorang ahli, mencari
penjelasan mengenai gejala yang dirasakan, penyebab penyakit, dan implikasi
penyakit terhadap kesehatan dimasa yang akan datang
2. Profesi kesehatan
mungkin akan menentukan bahwa mereka tidak menderita suatu penyakit atau justru
menyatakan jika mereka menderita penyakit yang bisa mengancam kehidupannya.
Klien bisa menerima atau menyangkal diagnosa tersebut.
3. Bila klien
menerima diagnosa mereka akan mematuhi rencan pengobatan yang telah ditentukan,
akan tetapi jika menyangkal mereka mungkin akan mencari sistem pelayanan
kesehatan lain, atau berkonsultasi dengan beberapa pemberi pelayanan kesehatan
lain sampai mereka menemukan orang yang membuat diagnosa sesuai dengan
keinginannya atau sampai mereka menerima diagnosa awal yang telah ditetapkan.
4. Klien yang
merasa sakit, tapi dinyatakan sehat oleh profesi kesehatan, mungkin ia akan
mengunjungi profesi kesehatan lain sampai ia memperoleh diagnosa yang
diinginkan
5. Klien yang
sejak awal didiagnosa penyakit tertentu, terutama yang mengancam kelangsungan
hidup, ia akan mencari profesi kesehatan lain untuk meyakinkan bahwa kesehatan
atau kehidupan mereka tidak terancam. Misalnya: klien yang didiagnosa mengidap
kanker, maka ia akan mengunjungi beberapa dokter sebagai usaha klien
menghindari diagnosa yang sebenarnya.
D. Tahap IV
(Peran Klien Dependen)
1. Pada tahap
ini klien menerima keadaan sakitnya, sehingga klien bergantung pada pada
pemberi pelayanan kesehatan untuk menghilangkan gejala yang ada.
2. Klien
menerima perawatan, simpati, atau perlindungan dari berbagai tuntutan dan
stress hidupnya.
3. Secara sosial
klien diperbolehkan untuk bebas dari kewajiban dan tugas normalnya semakin
parah sakitnya, semakin bebas.
4. Pada tahap ini
klien juga harus menyesuaikanny dengan perubahan jadwal sehari-hari. Perubahan
ini jelas akan mempengaruhi peran klien di tempat ia bekerja, rumah maupun
masyarakat.
E. Tahap V
(Pemulihan dan Rehabilitasi)
1. Merupakan
tahap akhir dari perilaku sakit, dan dapat terjadi secara tiba-tiba, misalnya
penurunan demam.
2. Penyembuhan
yang tidak cepat, menyebabkan seorang klien butuh perawatan lebih lama sebelum kembali
ke fungsi optimal, misalnya pada penyakit kronis.
3. Tidak semua
klien melewati tahapan yang ada, dan tidak setiap klien melewatinya dengan
kecepatan atau dengan sikap yang sama. Pemahaman terhadap tahapan perilaku
sakit akan membantu perawat dalam mengidentifikasi perubahan-perubahan perilaku
sakit klien dan bersama-sama klien membuat rencana perawatan yang efektif
9.
Faktor yang Mempengaruhi Perilaku sakit
A. Faktor Internal
1. Persepsi individu terhadap gejala
dan sifat sakit yang dialami
Klien
akan segera mencari pertolongan jika gejala tersebut dapat mengganggu rutinitas
kegiatan sehari-hari. Misal: Tukang Kayu yang menderitas sakit punggung, jika
ia merasa hal tersebut bisa membahayakan dan mengancam kehidupannya maka ia akan
segera mencari bantuan. Akan tetapi persepsi seperti itu dapat pula mempunyai
akibat yang sebaliknya. Bisa saja orang yang takut mengalami sakit yang serius,
akan bereaksi dengan cara menyangkalnya dan tidak mau mencari bantuan.
2. Asal atau Jenis penyakit
Pada
penyakit akut dimana gejala relatif singkat dan berat serta mungkin mengganggu
fungsi pada seluruh dimensi yang ada, Maka klien bisanya akan segera mencari
pertolongan dan mematuhi program terapi yang diberikan. Sedangkan pada penyakit
kronik bisaany berlangsung lama (>6 bulan) sehingga jelas dapat mengganggu
fungsi diseluruh dimensi yang ada. Jika penyakit kronik itu tidak dapat
disembuhkan dan terapi yang diberikan hanya menghilangkan sebagian gejala yang
ada, maka klien mungkin tidak akan termotivasi untuk memenuhi rencana terapi
yang ada.
B.
Faktor Eksternal
1. Gejala yang Dapat Dilihat
Gajala yang terlihat dari suatu
penyakit dapat mempengaruhi Citra Tubuh dan Perilaku Sakit. Misalnya: orang
yang mengalami bibir kering dan pecah-pecah mungkin akan lebih cepat mencari
pertolongan dari pada orang dengan serak tenggorokan, karena mungkin komentar
orang lain terhadap gejala bibir pecah-pecah yang dialaminya.
2. Kelompok Sosial
Kelompok sosial klien akan
membantu mengenali ancaman penyakit, atau justru meyangkal potensi terjadinya
suatu penyakit. Misalnya: Ada 2 orang wanita, sebut saja Ny. A dan Ny.B berusia
35 tahun yang berasal dari dua kelompok sosial yang berbeda telah menemukan
adanya benjolan pada Payudaranya saat melakukan SADARI. Kemudian mereka
mendisukusikannya dengan temannya masing-masing. Teman Ny. A mungkin akan
mendorong mencari pengobatan untuk menentukan apakah perlu dibiopsi atau tidak;
sedangkan teman Ny. B mungkin akan mengatakan itu hanyalah benjolan bisaa dan
tidak perlu diperiksakan ke dokter
3. Latar Belakang Budaya
Latar belakang budaya dan etik
mengajarkan sesorang bagaimana menjadi sehat, mengenal penyakit, dan menjadi
sakit. Dengan demikian perawat perlu memahami latar belakang budaya yang dimiliki
klien.
4. Ekonomi
Semakin tinggi tingkat ekonomi seseorang bisaanya ia akan lebih cepat tanggap terhadap gejala penyakit yang ia rasakan. Sehingga ia akan segera mencari pertolongan ketika merasa ada gangguan pada kesehatannya.
Semakin tinggi tingkat ekonomi seseorang bisaanya ia akan lebih cepat tanggap terhadap gejala penyakit yang ia rasakan. Sehingga ia akan segera mencari pertolongan ketika merasa ada gangguan pada kesehatannya.
5. Kemudahan Akses Terhadap Sistem
Pelayanan
Dekatnya jarak klien dengan RS,
klinik atau tempat pelayanan medis lain sering mempengaruhi kecepatan mereka
dalam memasuki sistem pelayanan kesehatan.
Demikian pula beberapa klien enggan mencari pelayanan yang kompleks dan besar dan mereka lebih suka untuk mengunjungi Puskesmas yang tidak membutuhkan prosedur yang rumit.
Demikian pula beberapa klien enggan mencari pelayanan yang kompleks dan besar dan mereka lebih suka untuk mengunjungi Puskesmas yang tidak membutuhkan prosedur yang rumit.
6. Dukungan Sosial
Dukungan sosial disini meliputi
beberapa institusi atau perkumpulan yang bersifat peningkatan kesehatan. Di
institusi tersebut dapat dilakukan berbagai kegiatan, seperti seminar
kesehatan, pendidikan dan pelatihan kesehatan, latihan (aerobik, senam
POCO-POCO dll). Juga menyediakan fasilitas olehraga seperti, kolam renang,
lapangan Bola Basket, Lapangan Sepak Bola, dll
10. Dampak
Hospitalisasi pada Klien dan Keluarga
Tahun 1959, Russel Berton menulis
buku tntang hospitalisasi. Dalam pengertian hospitalisasi diartikan adanya
beberapa perubahan psikis yang dapat menjadi sebab yang bersangkutan dirawat di
sebuh institusi seperti rumah perawatan.
Hospitalisasi
merupakan pengalaman yang mengancam bagi individu karena stressor yang dihadapi
dapat menimbulkan perasaan tidak aman, seperti:
1. Lingkungan yang asing
2. Berpisah dengan orang yang berarti
3. Kurang informasi
4. Kehilangan kebebasan dan kemandirian
5. Pengalaman yang berkaitan dengan
pelayanan kesehatan , semakin sering berhubungan dengan rumah sakit, maka
bentuk kecemasan semakin kecil atau malah sebaliknya.
6. Prilaku petugas Rumah Sakit.
Perubahan
yang terjadi akibat hospitalisai adalah :
1. Perubahan konsep diri
Akibat
penyakit yang di derita atau tindakan seperti pembedahan, pengaruh citra tubuh,
perubahan citra tubuh dapat menyebabkan perubahan peran , idial diri, harga
diri dan identitasnya
2. Regresi
Klien mengalami kemunduran ketingkat perkembangan sebelumnya atau lebih rendah dalam fungsi fisik, mental, prilaku dan intelektual.
Klien mengalami kemunduran ketingkat perkembangan sebelumnya atau lebih rendah dalam fungsi fisik, mental, prilaku dan intelektual.
3. Dependensi
Klien merasa tidak berdaya dan tergantung pada orang lain.
Klien merasa tidak berdaya dan tergantung pada orang lain.
4. Dipersonalisasi
Peran sakit yang dialami klien menyebabkan perubahan kepribadian, tidak realistis, tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, perubahan identitas dan sulit bekerjasama mengatasi masalahnya.
Peran sakit yang dialami klien menyebabkan perubahan kepribadian, tidak realistis, tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, perubahan identitas dan sulit bekerjasama mengatasi masalahnya.
5. Takut dan Ansietas
Perasaan takut dan ansietas timbul
karena persepsi yang salah terhadap penyakitnya.
6. Kehilangan dan perpisahan
Kehilangan dan perpisahan selama
klien dirawat muncul karena lingkungan yang asing dan jauh dari suasana
kekeluargaan, kehilangan kebebasan, berpisah dengan pasangan dan terasing dari
orang yang dicintai.
11. Peran
Perawat terhadap Sehat Sakit (Pencegahan Primer, Sekunder, dan
Tersier)
Peran adalah
seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang
sesuai kedudukannya dalam, suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial
baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari
perilaku yang diharapkan dari seesorang pada situasi sosial tertentu. (Kozier
Barbara, 1995:21).
Peran perawat
yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat dalam praktik,
dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi
kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung keperawatan
secara professional sesuai dengan kode etik professional. Dimana setiap peran
yang dinyatakan sebagai ciri terpisah demi untuk kejelasan.
Berikut
pendapat tentang peran perawat
A.
Peran Perawat (CHS 1989)
Peran adalah tingkah laku yang
diharapkan oleh seseorang terhadap orang lain (dalam hal ini adalah perawat)
untuk berproses dalam sistem sebagai berikut :
1. Pemberi asuhan
keperawatan
2.
Pembela pasien
3.
Pendidik tenaga
keperawatan masyarakat
4.
Koordinator
dalam pelayanan masyarakat
5.
Kolaborator
dalam membina kerja sama dengan profesi lain dan sejawat
6.
Konsultan atau
penasihat pada tenaga kerja dan klien
B.
Peran perawat (Lokakarya Nasonal 1983)
1. Pelaksanaan
pelayanan keperawatan
2.
Pengelola
pelayanan keperawatan dan institusi pendidikan
3.
Pendidik dalam
keperawatan
4. Peneliti dan
pengembang keperawatan
C. Peran Perawat
Menurut para Sosiolog
1. Peran terapeutik : kegiatan yang
ditujukan langsung pada pencegahan dan pengobatan penyakit
2. Expressive atau mother substitute role
yaitu kegiatan yang bersifat langsung dalam menciptakan lingkungan dimana
pasien merasa aman, diterima, dilindungi, dirawat dan didukung oleh perawat.
Menurut Johnson dan Martin peran ini bertujuan untuk menghilangkan ketegangan
dalam kelompok pelayanan (dokter, perawat, pasien dan lain-lain)
D. Peran perawat
menurut Schulman
Schulman
berpendapat bahwa hubungan perawat dan pasien sama dengan hubungan ibu dan anak
antara lain :
1.
Hubungan
interpersonal disertai dengan kelembutan hati dan rasa kasih sayang.
2. Melindungi dari
ancaman bahaya
3. Memberi rasa
aman dan nyaman
4.
Memberi
dorongan untuk mandiri
Selain itu peran yang dijalani seseorang juga bergantung
pada status kesehatannya. Peran yang dijalani sewaktu sehat tentu berbeda
dengan peran yang dijalani individu. Tidak mengherankan jika klien di rumah
sakit mengalami perubahan peran. Perubahan yang terjadi akibat hospitalisasi ini
tidak hanya berpengaruh pada individu, tetapi juga pada keluarga. Perubahan
tersebut antara lain :
a.
Perubahan Peran
Jika salah
seorang anggota keluarga sakit Akan terjadi perubahan peran dalam keluarga.
Sebagai contoh jika yang sakit adalah ayah, peran sebagai kepala keluarga akan
dijalankan oleh ibu. Tentunya perubahan peran ini mengharuskan dilaksanakannya
tugas tertentu, sesuai dengan peran tersebut.
b.
Masalah keuangan
Keuangan
keluarga akan terpengaruh oleh hospitalisasi keuangan yang sedianya ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga akhirnya digunakan untuk keperluan
klien dirawat. Akibatnya, keluarga mulai mengalami masalah keuangan. Masalah
keuangan ini sangat riskan terutama pada keluarga yang miskin. Dengan semakin mahalnya
biaya kesehatan, beban keuangan keluarga semakin bertamnbah.
c.
Kesepian
Suasana rumah
akan berubah jika ada salah seorang anggota keluarga yang dirawat. Keseharian
keluarga yang bisaanya dihiasi dengan keceriaan, kegembiraan dan senda gurau
anggotanya, tiba-tiba diliputi oleh kesedihan. Suasana keluargapun menjadi sepi
karena perhatian keluarga terpusat pada penanganan anggota keluarganya yang
dirawat.
d.
Perubahan Kebisaaan Sosial
Keluarga
merupakan unit terkecil dari masyarakat. Karenanya, keluargapun mempunyai
kebisaaan dalam lingkup sosialnya. Sewaktu sehat, keluarga mampu berperan serta
dalam lingkungan sosial. Akan tetapi, saat salah seorang anggota keluarga
sakit, keterlibatan keluarga dalam aktivitas sosial di masyarakat pun mengalami
perubahan.
Peran Perawat dalam Konteks Sehat / Sakit tujuannya adalah membantu individu meraih kesehatan yang optimal dan tingkat fungsi maksimal yang mungkin diraih setiap individu. Peran perawat dalam konteks sehat atau sakit adalah meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit. Kaitannya dengan hal tersebut, promosi kesehatan merupakan suatu upaya mengarahkan sejumlah kegiatan guna membantu klien mempertahankan atau meraih derajat kesehatan dan tingkat fungsi setinggi-tingginya serta menikmati kenyamanan. Aktifitas keperawatan yang dapat dilakukan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan klien antara lain : pendidikan dan konseling kesehatan. Lebih lanjut, pencegahan penyakit adalah upaya mengarahkan sejumlah kegiatan untuk melindungi klien dari ancaman kesehatan potensial. Dengan kata lain, pencegahan penyakit adalah upaya mengekang perkembangan penyakit, memperlambat kemajuan penyakit dan melindungi tubuh dari berlanjutnya pengaruh yang lebih membahayakan. Terdapat 3 tingkat pencegahan, yaitu pencegahan primer, sekunder dan tersier.
Peran Perawat dalam Konteks Sehat / Sakit tujuannya adalah membantu individu meraih kesehatan yang optimal dan tingkat fungsi maksimal yang mungkin diraih setiap individu. Peran perawat dalam konteks sehat atau sakit adalah meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit. Kaitannya dengan hal tersebut, promosi kesehatan merupakan suatu upaya mengarahkan sejumlah kegiatan guna membantu klien mempertahankan atau meraih derajat kesehatan dan tingkat fungsi setinggi-tingginya serta menikmati kenyamanan. Aktifitas keperawatan yang dapat dilakukan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan klien antara lain : pendidikan dan konseling kesehatan. Lebih lanjut, pencegahan penyakit adalah upaya mengarahkan sejumlah kegiatan untuk melindungi klien dari ancaman kesehatan potensial. Dengan kata lain, pencegahan penyakit adalah upaya mengekang perkembangan penyakit, memperlambat kemajuan penyakit dan melindungi tubuh dari berlanjutnya pengaruh yang lebih membahayakan. Terdapat 3 tingkat pencegahan, yaitu pencegahan primer, sekunder dan tersier.
1.
Pencegahan Primer
Pencegahan primer merupaka pencegahan
yang dilakukan sebelum terjadinya patogenik. Tujuannya adalah untuk mencegah
penyakit dan trauma. Sevcara umum, pencegahan primer meliputi promosi kesehatan
(health promotion) dan perlindungan khusus (specific protection) Promosi
kesehatan dapat dilakukan melalui beberapa cara, antara lain pendidikan
kesehatan, peningkatan gizi yang tepat, pengawasan pertumbuhan
individu,konseling pernikahan dan p[emerikasaan kesehatan berkala. Perlindungan
khusus dilakukan melalui imunisasi higiene personal, sanitasi lingkungan,
perlindungan bahaya penyakit kerja, avoidment alergic dan nutrisi khusus
(misalnya nutrisi untuk ibu hamil, nutrisi untuk bayi) dan lainnya.
2.
Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder merupakan
pencegahan yang dilakaukan pada fase awal patogenik yang bertujuan untuk
mendeteksi dan melakukan interfensi segera guna menghentikan penyakit pada
tahap ini, mencegah penyebaran penyakit menurunkan intensitas penyakit atau
mencegah komplikasi, serta mempersingkat fase ketidakmampuan pencegahan
sekunder dilakukan melalui upaya diagnosis dini / penangan segera, seperti
menemukan kasus, survei penampisan, pemeriksaan selektif.
3.
Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier terdiri atas upaya
mencegah / membatasi ketidakmampuan serta membantu memulihkan klien yang tidak
mampu agar dapat berfungsi secara optimal. Langkah pencegahan ini antara lain
dilakukan melalui upaya pembatasan ketidakmampuan (dissability limitation) dan
rehabilitasi. Untuk pembatasan ketidakmampuan, langkah yang bisaa diambil
adalah pelatihan tentang cara perawatan diri dan penyediaan fasilitas. Untuk
rehabilitasi, upaya yang dilakukan antara lain pendidikan khusus yang
disesuaikan dengan kondisi klien yang direhabilitasi, penempatan klien sesuai
dengan keadaannya (selektive places), terapi kerja.
12. Contoh Kasus Perilaku Sehat Sakit
Sistem pengobatan tradisional
merupakan sub unsur kebudayaan masyarakat sederhana. Dalam masyarakat
tradisional, sistem pengobatan tradisional ini adalah pranata sosial yang harus
dipelajari dengan cara yang sama seperti mempelajari pranata social umumnya dan
bahwa praktek pengobatan asli ( tradisional ) adalah rasional dilihat dari sudut
kepercayaan yang berlaku mengenai sebab akibat.
Beberapa hal yang berhubungan dengan kesehatan (sehat – sakit) menurut budaya – budaya yang ada di bbrp tempat di Indonesia diantaranya adalah :
Beberapa hal yang berhubungan dengan kesehatan (sehat – sakit) menurut budaya – budaya yang ada di bbrp tempat di Indonesia diantaranya adalah :
1. Budaya Jawa
Menurut orang Jawa, “sehat “ adalah keadaan yang seimbang dunia fisik dan batin . Bahkan, semua itu berakar pada batin. Jika “ batin karep ragu nututi “, artinya batin berkehendak, raga/badan akan mengikuti. Sehat dalam konteks raga berarti “ waras “. Apabila seseorang tetap mampu menjalankan peranan sosialnya sehari-hari, misalnya bekerja di ladang, sawah, selalu gairah bekerja, gairah hidup, kondisii inilah yang dikatakan sehat. Dan ukuran sehat untuk anak – anak adalah apabila kemauannya untuk makan tetap banyak dan selalu bergairah main. Untuk menentukan sebab – sebab suatu penyakit ada dua konsep, yaitu konsep personalistik dan konsep naluralistik. Dalam konsep personalistik, penyakit disebabkan oleh makhluk supernatural (makhluk gaib, dewa), makhluk yang bukan manusia (hantu, roh leluhur, roh jahat) dan manusia (tukang sihir, tukang tenung). Penyakit ini disebut “ ora lumrah “ atau “ ora sabaene “ ( tidak wajar / tidak biasa ). Penyembuhannya adalah berdasarkan pengetahuan secara gaib atau supranatural, misalnya melakukan upacara dan sesaji. Dilihat dari segi personalistik jenis penyakit ini terdiri dari kesiku, kebendhu, kewalat, kebulisan, keluban, keguna-guna, atau digawe wong, kampiran bangsa lelembut dan lain sebagainya. Penyembuhan dapat melalui seorang dukun atau “ wong tuwo “.
Pengertian dukun bagi masyarakat Jawa adalah yang pandai atau ahli dalam mengobati penyakit melalui “Japa Mantera “, yakni doa yang diberikan oleh dukun kepada pasien.
Ada beberapa kategori dukun pada masyarakat Jawa yang mempunyai
nama dan fungsi masing – masing :
a) Dukun bayi : khusus
menangani penyembuhan terhadap penyakit yang berhubungan dengan kesehatan bayi, dan orang yang hendak
melahirkan.
b) Dukun pijat/tulang (sangkal putung) : khusus menangani orang
yang sakit terkilir, patah tulang, jatuh atau salah urat.
c) Dukun klenik :
khusus menangani orang yang terkena guna-guna atau “ digawe uwong “.
d) Dukun mantra :
khusus menangani orang yang terkena penyakit karena kemasukan roh halus.
e) Dukun hewan : khusus
mengobati hewan.
Sedangkan konsep naturalistik, penyebab penyakit bersifat natural dan mempengaruhi kesehatan tubuh, misalnya karena cuaca, iklim, makanan beracun, bisa, kuman atau kecelakaan. Di samping itu ada unsur lain yang mengakibatkan ketidakseimbangan dalam tubuh, misalnya dingin, panas, angin atau udara lembab. Oleh orang Jawa hal ini disebut dengan penyakit “ Lumrah “ atau biasa.
Adapun penyembuhannya dengan model keseimbangan dan keselarasan, artinya dikembalikan pada keadaan semula sehingga orang sehat kembali. Misalnya orang sakit masuk angin, penyembuhannya dengan cara “ kerokan “ agar angin keluar kembali. Begitu pula penyakit badan dingin atau disebut “ndrodok” (menggigil, kedinginan), penyembuhannya dengan minum jahe hangat atau melumuri tubuhnya dengan air garam dan dihangatkan dekat api . Disamping itu juga banyak pengobatan yang dilakukan dengan pemberian ramuan atau “dijamoni“. Jamu adalah ramuan dari berbagai macam tumbuhan atau dedaunan yang di paur, ditumbuk, setelah itu diminum atau dioleskan pada bagian yang sakit. Di samping itu ada juga ramuan tumbuhan lain sebagai pelengkap, misalnya kulit pohon randu yang sudah diberi mantera.
Dari perhitungan – perhitungan Jawa , dapat ditarik berbagai jenis penyakit yaitu :
1. Dari Allah
2. Karena perkataannya sendiri
3. Dari jin / setan
4. Dari perbuatan jahat orang lain ( teluh tarangyana ).
Etiologi penyakit menurut primbon ini dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk “ diagnose penyakit “ yang disesuaikan dengan pandangan dan kondisi jaman primbon tersebut pertama kali ditulis. Sebagai contoh, etiologi penyakit dapat ditentukan berdasarkan lenggahipun dinten ( tempat duduk hari ). Tempat duduk hari tersebut dapat dilihat dalam table berikut ini :
Nama Hari dan Tempat duduk penyakit
• Senin : Telinga
• Selasa : Hidung
• Rabu : Perut
• Kamis : Tulang
• Jumat : Mata
• Sabtu : Tungkai
Berdasarkan hari dimulainya sakit juga dapat ditentukan tentang jenis – jenis penyakit sebagaimana diuraikan dalam Kitab Primbon Betal Jemur Ada Makna, yang dibuat sebagai berikut :
Nama Hari dan Sebab Penyakit
• Senin : Mempunyai nadzar yang belum dilaksanakan.
• Selasa : Diguna – guna oleh oran lain.
• Rabu : Diganggu oleh makhluk halus/setan.
• Kamis : Terkena tulah dari orang lain.
• Jumat : Diganggu makhluk halus yang ada di kolong rumah.
• Sabtu : Diganggu oleh setan yang berasal dari hutan.
• Minggu : Diganggu oleh makhluk halus / setan
Selain hari – hari biasa , Budaya Jawa juga memiliki hari– hari yang disebut hari pasaran dengan urutan : Pon, Wage, Kliwon, Legi, Pahing. Adapun beberapa contoh pengobatan tradisional masyarakat Jawa yang tidak terlepas dari tumbuhan dan buah –buahan yang bersifat alami adalah :
• Daun dadap sebagai penurun panas dengan cara ditempelkan di dahi.
• Temulawak untuk mengobati sakit kuning dengan cara di parut, diperas dan airnya diminum 2 kali sehari satu sendok makan, dapat ditambah sedikit gula batu dan dapat juga digunakan sebagai penambah nafsu makan.
• Akar ilalang untuk menyembuhkan penyakit hepatitis B.
• Mahkota dewa untuk menurunkan tekanan darah tinggi , yakni dengan dikeringkan terlebih dahulu lalu diseduh seperti teh dan diminum seperlunya.
• Brotowali sebagai obat untuk menghilangkan rasa nyeri , peredam panas , dan penambah nafsu makan.
• Jagung muda ( yang harus merupakan hasil curian = berhubungan dengan kepercayaan ) berguna untuk menyembuhkan penyakit cacar dengan cara dioleskan dibagian yang terkena cacar.
• Daun sirih untuk membersihkan vagina.
• Lidah buaya untuk kesuburan rambut.
• Cicak dan tokek untuk menghilangkan gatal – gatal.
• Mandi air garam untuk menghilangkan sawan.
• Daun simbung dan daun kaki kuda untuk menyembuhkan influenza.
• Jahe untuk menurunkan demam / panas , biasanya dengan diseduh lalu diminum ataupun dengan diparut dan detempelkan di ibu jari kaki.
• Air kelapa hijau dengan madu lebah untuk menyembuhkan sakit kuning yaitu dengan cara 1 kelapa cukup untuk satu hari , daging kelapa muda dapat dimakan sekaligus , tidak boleh kelapa yang sudah tua.
2. Budaya Sunda
Konsep sehat sakit tidak hanya mencakup aspek fisik saja, tetapi juga bersifat sosial budaya. Istilah lokal yang biasa dipakai oleh masyarakat Jawa Barat ( orang sunda ) adalah muriang untuk demam, nyerisirah untuk sakit kepala, yohgoy untuk batuk dan salesma untuk pilek/flu. Penyebab sakit umumnya karena lingkungan, kecuali batuk juga karena kuman. Pencegahan sakit umumnya dengan menghindari penyebabnya. Pengobatan sakit umumnya menggunakan obat yang terdapat di warung obat yang ada di desa tersebut, sebagian kecil menggunakan obat tradisional . Pengobatan sendiri sifatnya sementara, yaitu penanggulangan pertama sebelum berobat ke puskesmas atau mantri.
a. Pengertian Sehat Sakit
Menurut orang sunda, orang sehat adalah mereka yang makan terasa enak walaupun dengan lauk seadanya, dapat tidur nyenyak dan tidak ada yang dikeluhkan, sedangkan sakit adalah apabila badan terasa sakit, panas atau makan terasa pahit, kalau anak kecil sakit biasanya rewel, sering menangis, dan serba salah / gelisah. Dalam bahasa sunda orang sehat disebut cageur, sedangkan orang sakit disebut gering.
Ada beberapa perbedaan antara sakit ringan dan sakit berat. Orang disebut sakit ringan apabila masih dapat berjalan kaki, masih dapat bekerja, masih dapat makan-minum dan dapat sembuh dengan minum obat atau obat tradisional yang dibeli di warung . Orang disebut sakit berat, apabila badan terasa lemas, tidak dapat melakukan kegiatan sehari-hari, sulit tidur, berat badan menurun, harus berobat ke dokter/puskesmas, apabila menjalani rawat inap memerlukan biaya mahal.Konsep sakit ringan dan sakit berat bertitik tolak pada keadaan fisik penderita melakukan kegiatan sehari-hari, dan sumber pengobatan yang digunakan. Berikut beberapa contoh sakit dengan penyebab, pencegahan dan pengobatan sendiri.
a) Sakit Kepala
Keluhan sakit kepala dibedakan antara nyeri kepala (bahasa sunda = rieut atau nyeri sirah, kepala terasa berputar/pusing/bahasa sunda = Lieur), dan sakit kepala sebelah/migraen (bahasa sunda = rieut jangar). Penyebab sakit kepala adalah dengan menghindari terkena sinar matahari langsung, dan jangan banyak pikiran. Pengobatan sendiri, sakit kepala dapat dilakukan dengan obat warung yaitu paramek atau puyer bintang tujuh nomor 16.
b) Sakit Demam
Keluhan demam (bahasa sunda = muriang atau panas tiris) ditandai dengan badan terasa pegal-pegal, menggigil , kadang-kadang bibir biru. Penyebab demam adalah udara kotor, menghisap debu kotor, pergantian cuaca, kondisi badan lemah, kehujanan, kepanasan cukup lama, dan keletihan. Pencegahan demam adalah dengan menjaga kebersihan udara yang dihisap, makan teratur, olahraga cukup, tidur cukup, minum cukup, kalau badan masih panas/berkeringat jangan langsung mandi, jangan kehujanan dan banyak makan sayuran atau buah. Pengobatan sendiri demam dapat dilakukan dengan obat tradisional, yaitu kompres badan dengan tumbukan daun melinjo, daun cabe atau daun singkong, atau dapat juga dengan obat warung yaitu Paramek atau Puyer bintang tujuh nomor 16.
c) Keluhan Batuk
Batuk TBC, yaitu batuk yang sampai mengeluarkan darah dari mulut, batuk biasa (bahasa sunda = fohgoy), dan batuk yang terus menerus dengan suaranya melengking (bahasa sunda = batuk bangkong) dengan gejala tenggorokan gatal, terkadang hidung rapet, dan kepala sakit ). Penyebab batuk TBC adalah karena orang tersebut menderita penyakit TBC paru, sedangkan batuk biasa atau batuk bangkong adalah menghisap debu dari tanah kering yang baru tertimpa hujan, alergi salah satu makanan, makanan basi, masuk angin, makan makanan yang digoreng dengan minyak yang tidak baik, atau tersedak makanan/keselek. Pencegahan batuk dilakukan dengan menjaga badan agar jangan kedinganan, jangan makan makanan basi, tidak kebanyakan minum es, menghindari makanan yang merangsang tenggorokan, atau menyebabkan alergi. Pengobatan sendiri batuk dapat dilakukan dengan obat warung misalnya konidin atau oikadryl . Bila batuk ringan dapat minum obat tradisional yaitu air perasan jeruk nipis dicampur kecap, daun sirih 5 lembar diseduh dengan air hangat setengah gelas atau rebusan jahe dengan gula merah.
d)
Sakit Pilek
Keluhan pilek ringan (bahasa sunda = salesma), yaitu hidung tersumbat atau berair , dan pilek berat yaitu pilek yang disertai sakit kepala, demam, badan terasa pegal dan tenggorokan kering. Penyebab pilek adalah kehujanan menghisap debu kotor, menghisap asap rokok, menghisap air, pencegahan pilek adalah jangan kehujanan, kalau badan berkeringat jangan langsung mandi, apabila muka terasa panas (bahasa sunda = singhareab), jangan mandi langsung minum obat, banyak minum air dan istirahat. Pengobatan sendiri, pilek dapat dilakukan dengan obat warung yaitu mixagrib diminum 3x sehari sampai keluhannya hilang. Dapat juga digunakan obat tradisional untuk mengurangi keluhan, misalnya minyak kelapa dioleskan di kanan dan kiri hidung.
Keluhan pilek ringan (bahasa sunda = salesma), yaitu hidung tersumbat atau berair , dan pilek berat yaitu pilek yang disertai sakit kepala, demam, badan terasa pegal dan tenggorokan kering. Penyebab pilek adalah kehujanan menghisap debu kotor, menghisap asap rokok, menghisap air, pencegahan pilek adalah jangan kehujanan, kalau badan berkeringat jangan langsung mandi, apabila muka terasa panas (bahasa sunda = singhareab), jangan mandi langsung minum obat, banyak minum air dan istirahat. Pengobatan sendiri, pilek dapat dilakukan dengan obat warung yaitu mixagrib diminum 3x sehari sampai keluhannya hilang. Dapat juga digunakan obat tradisional untuk mengurangi keluhan, misalnya minyak kelapa dioleskan di kanan dan kiri hidung.
e) Sakit Panas
Sakit panas adalah sakit yang menyebabkan sekujur tubuh seseorang terasa panas biasanya yang disertai demam (menggigil). Untuk mengobatinya, orang sunda biasa dengan menggunakan labu (waluh) yang diparut (dihaluskan), kemudian dibungkus kain dan di kompreskan ke tubuh orang yang sakit panas tersebut hingga panasnya turun. Selain itu juga bisa dengan menggunakan kompres air dingin.
Pengobatan sakit umumnya menggunakan obat yang terdapat di warung atau obat yang ada di desa tertentu, sebagian kecil menggunakan obat tradisional. Masyarakat melakukan pengobatan sendiri dengan alasan sakit ringan, hemat biaya dan hemat waktu. Pengobatan sendiri sifatnya sementara, yaitu penanggulanan pertama sebelum berobat ke puskesmas atau Mantri. Tindakan Pengobatan sendiri yang sesuai dengan aturan masih rendah karena umumnya masyarakat membeli obat secara eceran sehingga tidak dapat memaca keterangan yang tercantum pada setiap kemasan obat.
3. Budaya Batak
Arti “ sakit “ bagi orang Batak adalah keadaan dimana seseorang hanya berbaring, dan penyembuhannya melalui cara-cara tradisional, atau ada juga yang membawa orang yang sakit tersebut kepada dukun atau “ orang pintar “. Dalam kehidupan sehari – hari orang batak, segala sesuatunya termasuk mengenai pengobatan jaman dahulu, untuk mengetahui bagaimana cara mendekatkan diri pada sang pencipta agar manusia tetap sehat dan jauh dari mara bahaya.
Bagi orang Batak, di samping penyakit alamiah, ada juga beberapa tipe spesifik penyakit supernatural, yaitu :
a. Jika
mata seseorang bengkak ,orang tersebut diyakini telah melakukan perbuatan yang
tidakbaik ( mis : mengintip ). Cara mengatasinya agar matanya tersebut sembuh
adalah dengan mengoleskan air sirih.
b. Nama tidak cocok dengan dirinya ( keberatan
nama ) sehingga membuat orang tersebut sakit.Cara mengobatinya dengan mengganti
nama tersebut dengan nama yang lain , yang lebih cocok dan didoakan serta
diadakan jamuan adat bersama keluarga.
c. Ada
juga orang batak sakit karena tarhirim
Misal : seorang bapak menjanjikan akan memberi mainan buat anaknya, tetapi janji tersebut tidak ditepati. Karena janji tersebut tidak ditepati, si anak bisa menjadi sakit.
Misal : seorang bapak menjanjikan akan memberi mainan buat anaknya, tetapi janji tersebut tidak ditepati. Karena janji tersebut tidak ditepati, si anak bisa menjadi sakit.
d. Jika
ada orang batak menderita penyakit kusta, maka orang tersebut dianggap telah
menerima kutukan dari para leluhur dan diasingkan dalam pergaulan masyarakat.
Di samping itu, dalam budaya batak dikenal adanya “kitab pengobatan” yang isinya diantaranya adalah, Mulajadi Namolon Tuhan Yang Maha Esa bersabda :
“Segala sesuatu yang tumbuh di atas bumi dan di dalam air sudah ada gunanya masing-masing di dalam kehidupan sehari-hari, sebab tidak semua manusia yang dapat menyatukan darahku dengan darahnya, maka gunakan tumbuhan ini untuk kehidupanmu“
Di samping itu, dalam budaya batak dikenal adanya “kitab pengobatan” yang isinya diantaranya adalah, Mulajadi Namolon Tuhan Yang Maha Esa bersabda :
“Segala sesuatu yang tumbuh di atas bumi dan di dalam air sudah ada gunanya masing-masing di dalam kehidupan sehari-hari, sebab tidak semua manusia yang dapat menyatukan darahku dengan darahnya, maka gunakan tumbuhan ini untuk kehidupanmu“
e. Dappol
Siburuk ( obat urut dan tulang )
Asal mula manusia menurut orang batak adalah dari ayam dan burung. Obat dappol si buruk ini dulunya berasal dari burung siburuk yang mana langsung di praktikkan dengan penelitian alami dan hampir seluruh keturunan Siraja Batak menggunakan obat ini dalam kehidupan sehari-hari.
Asal mula manusia menurut orang batak adalah dari ayam dan burung. Obat dappol si buruk ini dulunya berasal dari burung siburuk yang mana langsung di praktikkan dengan penelitian alami dan hampir seluruh keturunan Siraja Batak menggunakan obat ini dalam kehidupan sehari-hari.
f. Untuk
mengobati sakit mata.
Menurut orang batak, mata adalah satu panca indra sekaligus penentu dalam kehidupan manusia, dan menurut legenda pada mata manusia berdiam Roh Raja Simosimin. Berdasarkan pesan dari si raja batak, untuk mengeluarkan penyakit dari mata, masukkanlah biji sirintak ke dalam mata yang sakit . Setelah itu tutuplah mata dan tunggulah beberapa saat, karena biji sirintak akan menarik seluruh penyakit yang ada di dalam mata. Gunakan waktu 1x 19 hari, supaya mata tetap sehat. Sirintak adalah tumbuhan Batak yang dalam bahasa Indonesia berarti mencabut ( mengeluarkan ), nama ramuannya sama dengan tujuannnya.
Disamping itu, Si Raja Batak berpesan kepada keturunannya, supaya manusia dapat hidup sehat, maka makanlah atau minumlah : apapaga, airman, anggir, adolorab, alinggo, abajora, ambaluang, assigning, dan arip-arip. Dalam budaya Batak juga dikenal dengan adanya charisma, wibawa dan kesehatan menurut orang batak dahulu, supaya manusia dapat sukses dalam segala hal biasanya diwajibkan membuat sesajen berupa : ayam merah, ayam putih, ayam hitam, ketan beras ( nitak ), jeruk purut, sirih beserta perlengkapannya.
Menurut orang batak, mata adalah satu panca indra sekaligus penentu dalam kehidupan manusia, dan menurut legenda pada mata manusia berdiam Roh Raja Simosimin. Berdasarkan pesan dari si raja batak, untuk mengeluarkan penyakit dari mata, masukkanlah biji sirintak ke dalam mata yang sakit . Setelah itu tutuplah mata dan tunggulah beberapa saat, karena biji sirintak akan menarik seluruh penyakit yang ada di dalam mata. Gunakan waktu 1x 19 hari, supaya mata tetap sehat. Sirintak adalah tumbuhan Batak yang dalam bahasa Indonesia berarti mencabut ( mengeluarkan ), nama ramuannya sama dengan tujuannnya.
Disamping itu, Si Raja Batak berpesan kepada keturunannya, supaya manusia dapat hidup sehat, maka makanlah atau minumlah : apapaga, airman, anggir, adolorab, alinggo, abajora, ambaluang, assigning, dan arip-arip. Dalam budaya Batak juga dikenal dengan adanya charisma, wibawa dan kesehatan menurut orang batak dahulu, supaya manusia dapat sukses dalam segala hal biasanya diwajibkan membuat sesajen berupa : ayam merah, ayam putih, ayam hitam, ketan beras ( nitak ), jeruk purut, sirih beserta perlengkapannya.
BAB
III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Secara
umum sehat merupakan keadaan yang tidak hanya untuk terbebas dari penyakit
tetapi meliputi seuruh aspek kehidupan manusia. Selain itu juga selain ada
sehat terdapat juga sakit. Sakit secara umum meruapakan keadaan yang tidak
hanya terjadinya proses penyakit tetapi dimana keadaan fisik, emosional, sosial
dan perkembangan seseorang terganggu. Untuk memebedakan anatara sehat dan skit
terdapat adanya rentang sehat sakit.
Sehat
juga dipengaruhi oleh beberapa factor. Bukan hanya sehat saja yang dipengaruhi
oleh beberapa factor tetapi juga sakit. Jika kita merasa sakit berarti ada
penyakit yang bersarang di tubuh kita. Sakit itu di timbulkan oleh beberapa penyakit.
Biasanya penyakit di timbulkan oleh keadaan lingkungan di sekitarnya.
2.
Saran
Setelah
kita membaca kutipan di atas, kami sebagai penulis makalah ini, kami memberi
saran kepada seluruh khalayak untuk tetap memperhatikan kondisi kita. Sehat
merupakan sesuatu yang sangat mahal bagi kita, jika kita tidak menjaga
kesehatan kita, maka kita akan terserang penyakit.
Selain
itu juga, kami memberi saran kepada para medis untuk tetap memperhatikan
kesehatan masyarakat supaya Negara kita terhindar dari berbagai macam penyakit.
Kami juga berharap dari pihak medis memberikan penyuluhan kepada masyarakat
awam mengenai kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Ali,
Zaidin, H. 2001. Dasar-dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya
Medika.
Aziz, Alimul Hidayat, A. 1999.
Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Gaffar, La Ode Jumadi, S.Kp. 1999.
Pengantar Keperawatan Profesional; editor, Yasmin Asih. Jakarta: EGC.
Radiat, Ojo, H. 1984. Sinopsis
Dasar-dasar Keperawatan. Jakarta: Depkes RI.
Steven, P.J.M. 1999. Ilmu
Keperawatan. Jilid 1 / P.J.M. Stevens, F.Bordui, W.E. van ser Meer, G.I.
Almekinders, J. Caris, J.A.G. van der Weyde; alih bahasa, J.A. Tomasow; editor
edisi bahasa Indonesia, Monica Ester. Jakarta: EGC.